Banyak platform AI menjanjikan website Anda bakal “SEO-friendly”. Menggiurkan, kan? Karena SEO (Search Engine Optimization) adalah kunci agar bisnis Anda ditemukan di Google. Tapi kenyataannya, “SEO-friendly” yang ditawarkan seringkali cuma di permukaan.
Ketergantungan penuh pada AI justru bisa menjadi penghalang bagi peringkat website Anda dalam jangka panjang. Yuk, kita bedah kenapa website buatan AI tidak selalu ramah SEO dan bagaimana cara mengatasinya.
1. Kontennya Dangkal, Kurang “Daging”
AI memang jago merangkai kalimat dan memasukkan kata kunci. Tapi, ia kesulitan menciptakan konten yang benar-benar mendalam dan menunjukkan keahlian nyata. Google semakin pintar dalam membedakan konten tulisan ahli dengan konten yang hanya mengulang informasi dari internet.
- Akibatnya: Konten yang dangkal (thin content) akan dianggap tidak berkualitas oleh Google, sehingga sulit mendapatkan peringkat tinggi.
2. Kode “Gendut” yang Bikin Website Lemot
Untuk membuat desain visual dengan cepat, AI builder sering menghasilkan kode di belakang layar yang tidak efisien dan “kembung” (bloated code).
- Akibatnya: Kode yang berlebihan membuat website menjadi lambat. Kecepatan adalah salah satu faktor peringkat SEO terpenting. Website yang lambat akan “dihukum” oleh Google dan ditinggalkan oleh pengunjung.
3. Struktur Website yang Berantakan
Struktur yang logis sangat penting agar Google paham hierarki informasi di website Anda. AI mungkin membuat halaman-halaman tanpa struktur yang jelas atau dengan alamat URL yang tidak deskriptif (misal: domain.com/page-123).
- Akibatnya: Pengalaman pengguna jadi buruk dan Google akan kesulitan memahami relevansi halaman Anda, yang berdampak negatif pada SEO.
4. Anda Tidak Punya Kontrol Teknis Penuh
SEO yang efektif butuh akses ke pengaturan teknis yang lebih dalam. Banyak AI builder merupakan sistem tertutup.
- Akibatnya: Anda mungkin tidak bisa mengedit file penting seperti
robots.txt, menyesuaikan sitemap, atau mengimplementasikan schema markup secara mendalam. Anda kehilangan kemampuan untuk memberi instruksi spesifik kepada Google.
5. Gambar Tidak Dioptimasi untuk SEO
AI mungkin bisa memilihkan gambar yang bagus, tapi seringkali mengabaikan optimasinya. Gambar diunggah dengan nama file generik, ukuran besar, dan tanpa teks alternatif (alt text).
- Akibatnya: Website jadi lebih lambat, dan Anda kehilangan peluang untuk dapat traffic dari Google Image Search.
Bonus Tips: Jadikan AI Asisten, Bukan Ahli SEO Anda!
Ini bukan berarti Anda harus anti-AI. Kuncinya adalah menggunakan AI sebagai titik awal, bukan hasil akhir.
- Perkaya Konten, Jangan Telan Mentah-mentah: Anggap teks AI sebagai draf pertama. Tambahkan wawasan pribadi, studi kasus, dan gaya bahasa unik Anda.
- Optimalkan Gambar Secara Manual: Sebelum diunggah, kompres ukuran gambar, beri nama file yang deskriptif, dan selalu isi alt text.
- Periksa Ulang Strukturnya: Tinjau kembali menu dan alur website dari sudut pandang pengguna. Pastikan semuanya logis.
- Fokus pada SEO Off-Page: Bangun backlink berkualitas dan optimalkan profil Google Business Anda.
- Rencanakan Jangka Panjang: Anggap website AI sebagai fase awal. Jika SEO adalah prioritas, rencanakan untuk pindah ke platform yang lebih fleksibel seperti WordPress di masa depan.
Kesimpulan
AI bisa membangun “wadah” website dengan cepat, tapi manusialah yang harus mengisinya dengan strategi, keahlian, dan otentisitas agar benar-benar ramah SEO. Jangan tertipu oleh janji “SEO-friendly” yang instan. Gunakan AI untuk mempercepat pekerjaan, tetapi pastikan tetap Anda yang menjadi otak di balik strategi SEO Anda.